NHW2 #Menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga



Selepas kata akad, kita akan menanggalkan status lajang untuk kemudian berganti status menjadi Istri. Akan ada tambahan peran yang akan melekat pada kita. Peran sebagai Istri dan kemudian menjadi Ibu. Menjalani peran tersebut memang tidaklah mudah, perlu ilmu yang mencukupi untuk menjalani peran tersebut dengan baik. Sebelum menjadi kebanggaan keluarga kita harus terlebih dahulu bangga terhadap peran kita sebagai Ibu. Kebanggaan kita menjadi Ibu inilah yang akan membuat kita menjalani peran ini dengan baik. Berikut sedikit review materi pekan kedua, untuk menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga dibagai menjadi empat tahapan, yaitu
     1.        Bunda Sayang
Ilmu- ilmu untuk meningkatkan kualitas Ibu dalam mendidik anak sehingga menjadi guru utama dan pertama.
     2.       Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas Ibu dalam mengelola Rumah Tangga dan Keluarga.
     3.       Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri Ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik dalam hidupnya.
     4.       Bunda Sholeha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Untuk tugas pekan ini adalah membuat checklist indikator ibu profesional terkait dengan tiga peran yaitu sebagai individu, sebagai istri dan sebagai ibu. Karena saya belum memjadi Ibu, InsyaaAllah sedang on the way maka saya akan menggunakan pengandaian kali ini. Sebenarnya tugas ini sesuatu banget, butuh waktu yang lama untuk merenungkannya. Diskusi dengan suami mengenai Istri yang baik baru kemudian bisa tertuang di catatan ini. Berikut checklist indikator yang saya buat. Setiap individu pastinya memeliki indikator yang berbeda beda. Indikator ini dibuat agar semua terukur dan dapat dipantau setiap waktu. Chek this out!
     1.       Sebagai Individu
a.       Ruhani
-          Sholat di awal waktu
-          Tilawah min ½ juz
-          Sholat sunnah
-          Puasa sunnah
-          Dzikir pagi dan sore
-          Hafalan Qur’an
b.      Fikriyah
-          Membaca buku tentang parenting
-          Membaca buku agama
-          Up date info berita
c.       Jasmani
-          Olah raga
-          Makan sayur dan buah
-          No mie instan dan MSG
    2.       Sebagai Istri
-          Mengantarkan dan menyambut kepulangan suami dengan senyum
-          Patuh dan taat pada perintah suami
-          Disiplin melaksanakan tugas kerumahtanggaan pagi dan sore
-          Menyiapkan bekal sehat untuk suami
-          Membaut laporan keuangan rutin
-          Diskusi tentang pendidikan anak
-          Sarapan dan makan malam bersama tanpa gadget

    3.       Sebagai Ibu
-          Membacakan cerita setiap menjelang tidur
-          Membuat journal perkembangan anak
-          Memuat mainan edukatif untuk merangsang perkembangan motorik
-          Menggunakan kata positif
-          Mengajarkan kata tolong, maaf, permisi, dan terima kasih sejak dini

Bandung, 30 Oktober 2016
Nice Homework 2

Berikut ini saya lampirkan checklist indikator dilengkapi dengan target dan evaluasinya perhari. Semoga apa yang saya tulis bisa menjadikan pengingat untuk menjadi individu, istri dan ibu yang semakin lebih baik. Indikator ini tidak akan ada artinya jika kita tidak berusaha untuk melaksanakannya dan mengevaluasi hasilnya. Semoga bisa istiqomah.
 









































NHW1 #Adab Menuntut Ilmu



Sebelumnya saya sudah banyak bercerita bagaimana saya bisa bergabung dengan grup yang super ini, grup Ibu Profesional.  Dalam salah satu agenda perkuliahannya adalah akan ada Nice Homework setiap minggunya. Masih berkaitan dengan materi yang pertama tentang Adab Menuntut Ilmu.
Cukup lama merenungkan jawaban apa yang kiranya sesuai dengan passion saya dalam menjawab beberapa pertanyaan dalam Nice Homework.
            Sedikit cerita, jauh sebelum menikah saya selalu mengidamkan menjadi Ibu Rumah Tangga yang senantiasa stay at home, memasak, mendidik anak-anak. Bahkan saya tidak akan rela jika suatu hari nanti keluarga saya lebih senang makan di luar daripada memakan makanan yang saya buat. Sehingga sejak kuliah saya selalu mencoba mengupgrade kemapuan saya dalam mengurus rumah tangga mulai dari jahit menjahit baju, merajut hingga urusan bersih bersih dan memasak.
            Setelah menikah pun saya masih dengan pendirian yang sama, stay at home dan bermanfaat dari rumah. Walaupun tekanan dari pihak keluarga juga luar biasa, yang menyuruh saya untuk tetap mencari pekerjaan. Namun keputusan saya sudah bulat. Saya akan memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga yang profesional. Menurut saya semua pekerjaan akan dituntut untuk profesional, lalu kenapa Ibu Rumah Tangga tidak bisa profesional? Menurut saya menjadi Ibu Rumah Tangga justru harus seutuhnya tidak bisa setengah-setengah. Menjadi Ibu yang mengurusi semua pekerjaan rumah, mendidik anak hingga menyiapkan segala macam kebutuhan suami butuh keutuhan dalam bekerja. Dan saya sudah memutuskan untuk berusaha menjadi Ibu Rumah Tangga yang profesional.
            Jika ditanya apa alasan terkuat saya untuk menekuni bidang kerumah tanggaan.  Sesuai dengan kewajiban saya sebagai seorang Istri dan Seorang Ibu  nantinya. Saya sadar dan yakin bahwa tugas saya sebagai istri adalah melayani suami dan tugas saya sebagai seorang ibu yang akan diamanahi anak olaeh Allah adalah  mengandung, melahirkan, meyusui dan mendidiknya hingga dewasa. Saya ingin menjalankan tugas saya secara utuh dan profesional. Mulai dari urusan gizi keluarga, kesehatan, hingga pola pendidikan anak harus saya pikirkan matang. Dan saya termasuk orang yang tidak bisa berpikir bercabang jadi memang harus fokus dalam satu bidang.
            Strategi saya dalam mempelajari ilmu ini adalah senantiasa belajar setiap saat dan setiap waktu. Belajarlah dari buaian hingga liang lahat. Kita dituntut untuk senantiasa belajar, sayangnya ilmu untuk menjadi Ibu Profesioanal tidak kita dapatkan di bangku kuliah. Justru kita balajar dari banyak sumber baik dari buku, orang yang sudah berpengalaman di bidang parenting. Salah satu usaha saya adalah mengikuti Matrikulasi Institut Ibu Profesional ini, saya sadar jika untuk menjadi Ibu yang baik butuh ilmu sebelum beramal. Apalagi jika melihat tantangan membesarkan anak di era masa depan perlu ilmu untuk menjadikan anak-anak kita senantiasa bermanfaat bagi umat manusia dan tetap dalam jalur yang benar.
            Setelah mendapat materi yang MJJ (mak jleb jleb) mengenai adab menuntut ilmu. Yang mungkin selama ini saya sering mengabaikannya. Seperti diingatkan kembali mengenai pentingnya Adab menuntut Ilmu sebelum menuntut ilmu itu sendiri. Kadang saya berpikir apa jangan-jangan ilmu yang dipelajari kenapa tidak masuk-masuk padahal perasaan sudah belajar juga, mungkin bisa jadi selama ini saya sering mengabaikan abad menuntut ilmu ini. Seperti kata Tim Matrikulasi IIP adab tersebut tidak bisa diajarkan namun dapat ditularkan sehingga nantinya kitalah yang akan menularkan adab menuntut ilmu tersebut kepada anak-anak kita. Ibu adalah madarasah pertama untuk anak-anaknya. InsyaaAllah ke depannya saya akan berusaha mengamalkan adab-adab menuntut ilmu ini dengan baik sehingga anak anak saya kelak akan menjadi manusia beradab yang semakin sulit ditemui di era sekarang ini.

Bandung, 21 Oktober 2016
Feni Wijiastuti


Matrikulasi Institut Ibu Profesional Bacth 2

sumber: www.google.com/ibuprofesional

 Sudah lama sekali tidak mengunjungi dan menulis di blog pribadi saya ini, terakhir kali update pada tahun 2014 sekitar dua tahun yang lalu ketika masih aktif kuliah dulu. November 2014 saya lulus S1 dan memutuskan untuk menjadi guru di salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu di Yogyakarta. Selama dua tahun menjadi guru banyak sekali bekal ilmu yang saya dapatkan di sana untuk kelak dapat saya aplikasikan dalam mendidik anak-anak saya. Tahun 2016, tepatnya pada bulan Februari 2016 saya menikah dengan Rajiv Kuncoro Jati yang saat itu bekerja di PTDI Bandung. Selama Februari hingga Juli kita menjalin hubungan LDM (Long Distance Mariage), cukup membuat saya tersiksa karena belum bisa menjalankan tugas sepenuhnya sebagai istri. Setelah lebaran, tepatnya bulan Juli saya pindah ke Bandung mengikuti suami.
Setelah berganti status sebagai istri saya semakin semangat untuk belajar menjadi istri yang baik. Dan tentu saja mempersiapkan diri untuk menjadi Ibu yang baik pula bagi anak-anak kelak. Berbekal semangat dan sharing dengan teman sesama guru, teman saya menyarankan saya untuk mengikuti salah satu grup di facebook Institut Ibu Profesional yang didirikan oleh Ibu Septi Peni Wulandari. Setelah lama kepoin grup facebook dan sebenarnya ingin ikutan grup whatapps, sampai akhirnya kabar dibuka pendaftaran Matrikulasi Institut Ibu Profesional dibuka. Rasanya bersyukur sekali, sepertinya Allah memudahkan jalan untuk menuntut ilmu. Dimana ada keinginan pasti disitu ada jalan. Mudah saja Allah berikan jalan bagi siapa saja yang memang bersungguh-sungguh.  Saya ambil handphone menanyakan mengenai info tersebut kepada Contact Person di FB dan benar saja, akan dibuka kelas baru Matrikulasi Institut Ibu Profesional untuk batch 2. Mbak Wening dengan baik hati memberikan saya informasi terkait cara pendaftara dan jalannya perkuliah.
Salah satu kewajiban seorang istri adalah meminta ijin pada suami. Tidak membuang buang waktu saya segera meminta ijin suami untuk mengikuti kelas tersebut. Awalnya sudah harap-harap cemas jika belum diijinkan. Mengingat jika saya juga mengikuti kelas Bahasa Arab  (BISA) yang juga dilaksanakan secara online dengan tugas tiap minggunya. Suami meminta waktu satu hari untuk berpikir. Waduh, saya sudah deg- degan jika nanti jawaban suami tidak membolehkan ikut. Tapi Alhamdulillah, sehari setelahnya suami memberikan ijin untuk ikut.  Dan sampailah saya di Grup Matrikulasi IIP Batch 2 Bandung. Jumlah perndaftar ternyata luar biasa, hal ini membuktikan bahwa antusiasme calon Ibu Profesional sangat luar biasa. Total peserta 157, Alhamdulillah tambah teman dan juga yang jelas bisa tambah ilmu.
Matrikulasi ini seperti kuliah biasa namun dilaksanakan secara online dengan jumlah pertemuan 9 kali dengan Nice Homework setiap pekannya.  Jadi jika ditotal akan ada sekitar dua bulan perkuliahan. Di dalam kelas matrikulasi Bandung ada tiga orang fasilitator yang akan menjawab pertanyaan dari peserta. Sudah sangat tidak sabar untuk mendapatkan materi berharga sebagai bekal untuk menjadi Ibu yang baik. Bismillah semoga Allah senantiasa memudahkan jalan dalam kebaikan.

Bandung, Jum’at Mubarok











MentariPagi. Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Cari Blog Ini

Blogger templates

Photobucket

Advertisement

Pages - Menu