Perjalanan jauh selama hamil, amankah?

      Oke kali ini saya akan berbagi cerita mengenai pengalaman saya melalukan perjalanan jauh selama kehamilan.
      Alhamdulillah saya diberikan kesempatan Allah untuk dapat mengandung. Ini kehamilan saya yang pertama. Bulan September saya dinyatakan hamil. Kemudian pada bulan November (usia kndungan 2 bulan) kami pulang ke Solo dengan menggunakan kereta api. Rencananya kami pulang untuk mengurus surat KK dan KTP yang belum diganti selama menikah.   
      Mungkin bagi anda, para Ibu muda yang sedang hamil apalagi kehamilan yang pertama akan merasa was-was sekali jika melakukan perjalanan jauh. Seperti masih takut karena kandungan masih terbilang diusia muda. Awalnya saya juga merasa apa yang Bunda rasakan. Agak was-was apalagi ini kehamilan yang sudah ditunggu-tunggu. Saya menikah sudah delapan bulan sehingga ingin sekali mendabakan seorang anak. Alhamdulillah Allah percaya dengan memberikan kehamilan sehingga harus dijaga dengan baik-baik. 
     Amankah perjalanan jauh ketika hamil muda? 
   Pertama yang harus dilakukan Bunda adalah konsultasi dengan Bidan maupun dengan Dokter Obsgyn. Jika selama ini kandungan baik-baik saja tidak ada keluhan flek maupun yang lain. InsyaaAllah bisa melakukan perjalanan.
   Kedua, pilihlah kendaraan yang nyaman ketika melakukan perjalanan jauh. Bisa menggunakan kereta api maupun mobil pribadi. Perhatikan rute perjalanan juga ya Bunda. Saya usia kehamilan dua bulan ke Solo naik kereta api dan saat usia kehamilan empat bulan pulang ke Grobogan naik bus. Alhamdulillah walaupun goncangan tetap ada namun kandungan baik-baik saja. Paling kalau saya sedikit kaki bengkak dan pegel-pegel. Oiya setahu saya jika hamil muda pasti sangat rawan jika menggunakan pesawat karena guncangannya yang sangat besar. 
   Ketiga, jangan lupa Bunda membawa obat-obatan pribadi seperti minyak kayu putih maupun minyak angin. Bisa jadi dipejalanan Bunda merasa tidak enak badan.
   Keempat, karena sedang hamil Bunda siap sedia cemilan maupun makanan ya. Soalnya biasaya suka lapar setelah bangun tidur. 
   Kelima, minum banyak air putih agar tidak dehidrasi. Dan terakhir tetap positif thingking ya Bunda, agar perjalanan lancar. Saya juga begitu ketika ingin melakukan perjalanan jauh saya harus yakin jika saya dan dedek bayi bisa. Biasanya seelum berangkat saya ajak bicara dedek jika kita akan melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan kereta. Maaf ya dek, mungkin akan ada sedikit guncangan. Jangan lupa tetep berdo'a ya Bun. Semoga perjalanan Bunda berjalan lancar dan selamat sampai tujuan. Have a Nice trip.



Tantangan Hari kelima-Komunikasi Produktif

Solo, Sabtu, 28 Januari 2017

Tantangan Komunikasi dengan Mama Mertua

Maafkeun saya yang baru sempat memposting tentang Tantangan 10 hari ini, apadaya ternyata tubuh sudah tidak kuat semalam dan dedek juga sedang aktif-aktifnya menendang. Bisa jadi karena kelelahan akibat perjalanan jauh.
Let's begin the story.
Dihari kelima ini saya memiliki tantangan yang selama ini masih belum terlewati yaitu komunikasi dengan mama mertua. Huhuhu...
Saat di Solo, waktu mengobrol dengan ibu bapak, kami sudah ditodong dengan pertanyaan bagaimana sudah dapat rumah apa belum?
Sejak pindah ke Bandung, mertua sudah memberikan kode untuk segera mencari rumah. Namun, semenjak saya hamil. Perhatian suami lebih ditujukan kepada saya, ditambahan beberapa hari yang lalu atasan suami terkena stroke sehingga harus dirawat di Rumah Sakit untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Akibatnya beban kerja suami meningkat sehingga waktu yang diginukan untuk survei pun berkurang. 
Dengan perlahan suami menyampaikan alasan mengapa belum menemukan rumah yang pas, termasuk pertimbangan kami dalam memilih rumah salah satunya adalah tetanggga. Kami memang sering mengobrol tentang rumah impian. Saya dan suami sudah sepakat jika hal yang terpenting ketika memilih rumah adalah tetangga dan lingkungan. Kami memilih tinggal di lingkungan perkampungan saja daripada perumahan. Seperti Rasulullah yang lebih senang tinggal di lingkungan duafa sehingga dengan begitu kita akan selalu bersyukur dengan rejeki yang diberikan Allah. Suami  juga pengennya rumah yang punya halaman luas dan dekat dengan sawah. Hmmm....kalau yang ini saya belum menemukan sawah di Bandung kecuali di daerah yang agak pinggir. Memang alternatifnya kami mencari rumah di daerah pinggiran Bandung karena harga tanah yang relatif agak murah bila dibandingkan dengan di pusat kota Bandung. Harga rumahnya sudah selangit.
Wanti-wanti dari orangtua untuk segera mencari rumah karena semakin lama harga rumah akan semakin tinggi. Saya juga disuruh untuk mengingatkan suami agar segera mencari rumah. Saya iyakan sajalah. Selama ini saya tidak berani memaksa suami untuk cepat-cepat mencari rumah karena saya tahu jika suami juga perlu istirahat.
Tantangan komunikasi dengan Mama Mertua itu sesuatu sekali. Mama mertua sejak awal menikah selalu meminta saya agar bekerja walaupun nanti jika sudah anak lahir. Namun saya dan suami sudah sering membahas hal tersebut. Pertimbangan Mama adalah dengan bekerja istri akan mempunyai uang sendiri yang bisa digunakan untuk kebutuhan diri sendiri maupun anak. Sehingga jika perlu apa-apa bisa memakai uang sendiri tidak harus meminta ke suami. Karena biasanya suami punya pertimbangan yang puanjang sehingga tidak langsung bisa terpenuhi.
Sebenarnya saya ingin mengatakan jika hal tersebut sudah dibicarakan dan memang hasil keputusannya adalah saya tetap di rumah menjaga anak-anak. Namun bibir ini kelu untuk mengungkapkannya. Rasanya belum berani begitu bilang yang sebenarnya ke Mama mertua.  Padahal Mama orangnya baik ko, tapi saya nya saja yang terlalu sungkan.Tantangan saya belum lulus masalah ini. Saya iyakan saja waktu itu.
Mudah-mudahan semakin lancar saja komunikasi saya dengan mertua, karena selama ini saya belum bisa lepas ngobrolnya dengan mertua. 

#harikelima
#tantangan10hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip

Tantanga Hari keempat-Komunikasi Produktif



saat berada di dalam bus Bandung Ekspres

        Pernikahan adalah Ta'aruf sepanjang waktu. Salim A. Fillah


          Begitulah pernikahan melakukan perjalanan pulang ke Solo. Lain dari biasanya kami memilih menggunakan bus karena memang tiket kereta habis tinggal yang mahal aja. Jadilah kita naik bus Bandung Ekspres. Bus berangkat pukul 17.30 sehingga kami harus sampai lokasi sebelum jam tersebut. Naik bus dari Bandung bukanlah hal yang pertama bagi kami, beberapa waktu yang lalu kami juga pulang ke Grobogan dengan bus karena di sana tidak dilalui jalur kereta. Bus dan kereta sama-sama enaknya menurut saya. Kalau naik bus ini biayanya lebih murah bila dibandingkan dengan naik kereta.
         Jadilah sesi ngobrol kita malam ini di bus. Tidak banyak yang kami bicarakan di dalam bus, kebanyakan adalah barang-barang yang kami bawa sudah semua terangkut atau malah ada yang tertinggal. Saya akui jika kepulangan kali ini persiapannya lumayan mepet, saya sendiri dikejar banyak deadline tugas. Maklumlah saya dari dulu masih menganut sistem SKS (sistem Kebut semalam) masih mengandalkan the power of kepepet. Saya sadar jika hal tersebut tidak baik, karena apapun jika terencana jauh lebih baik daripada yang mepet-mepet. Sampai kita hanya membeli oleh-oleh cireng untuk orangtua kami.

      Sejak hamil, Alhamdulillah si adek sudah beberapa kali perjalanan jauh. Mulai dari naik kereta, bus maupun motor. Si Adek alhamdulillah selama ini sehat wal afiat.
Waaa...baru sempat posting karena lumayan capek banget setelah perjalanan panjang di bus, kaki jadi bengkak-bengkak. Sampai Solo sudah tepar duluan.  Semenjak hamil jika perjalanan jauh pasti kaki saya pada bengkak. Hal ini memang wajar karena posisi kaki yang menggantung ke bawah namun hal tersebut akan kembali keadaan semula. Apalagi sudah kumpul dengan keluarga. 



#hari keempat
#tantangan 10 hari
#komunikasipriduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan Hari Ketiga-Komunikasi Produktif (Kuliah Bunda Sayang)



sumber gambar: Google




      Horeeee....sudah memasuki hari ketiga, diposting saya sebelumnya dan kedepan memang akan lebih fokus pada komunikasi saya dengan suami. InsyaaAllah tahun ini keluarga kecil saya akan bertambah personel. Sehingga bisa mempraktekkan komunikasi dengan anak. Yeeeay...


      Hari ini sengaja posting pagi hari karena hari ini agenda saya cukup padat termasuk persiapan pulang ke Solo. Sehingga mau tidak mau harus menulis sekarang agar tidak keteteran. 

      Sebenarnya saya dan suami kadang tidak hanya mengobrol pada saat makan malam saja namun kegiatan seperti sarapan juga tidak luput dengan obrolan saya dan suami, keluarga kami memang menganut paham dimana saat makan itu kita boleh mengobrol (tapi memang setelah tidak akan makanan di mulut ya) agar tidak tersedak. Obrolan kami malam ini seputar agenda yang saya ikuti siang tadi. Acara Nova Inspiring Day berikut cerita saya menuju ke lokasi. Saya merupakan orang baru yang tinggal di Bandung, baru Juli pindahan. Sejak awal di Bandung, suami belum membolehkan saya pergi sendiri (baik naik angkot maupun naik motor sendiri) katanya masih suka khawatir kalau saya kesasar. Apalagi jalan Bandung yang agak sedikit rumit. Tapi sejak beberapa bulan yang lalu saya sudah diperbolehkan naik motor sendiri walau kondisi sedang hamil. Seperti acara Nova kemarin yang berlokasi di Graha Pos Indonesia. Suami saya sebelumnya telah menunjukkan langsung bagaimana jalan sampai ke lokasi tujuan beserta jalan pulang. Tugas saya adalah meengingat dengan baik jalan tersebut sehingga bisa sampai dengan selamat tanpa nyasar. Hehe

     Kemarin itu kok ya, jalan di depan Gedung Sate ditutup, padahal suami kemarin lewat situ. Yasudah deh, ikut jalan aja. Allah itu Maha Baik kok ya saya ketemu dengan Ibu-Ibu yang pakaian nya sama merah-merah. Saya langsung mengikuti si Ibu, bahkan ketika ibunya salah jalan. Akhirnya sampai juga. Bener lo, kalau kita yakin pasti Allah akan menolong..Pulangnya gimana? Awalnya agak takut juga, tapi yakin aja nanti juga sampe. Dan benaar lo, saya bisa sampai ke rumah tanpa kesasar dan tanpa melihat google maps. 

     Waktu saya cerita, suami hanya tersenyum saja. Kadang saya jika sedang banyak kerjaan, suka mengeluh ke suami. Biasanya suami langsung ngingetin. Apalagi jika saya menggunakan kalimat negatif pasti langsung dibenerin pakai kalimat positif. Sepertinya memang saya punya PR komunikasi dengan diri senidiri. Masih sering menggunakan kata negatif,



Kalau habis seminar maupun ikut kajian selalu suami menanyakan tadi dapat apa di sana. Kemudian saya akan menceikan apa saja yang saya dapatkan termasuk bertemu dengan orang-orang baru di lokasi. Yang membuat saya bahagia adalah suami selalu mendengarkan saya dengan antusias. 






#hariketiga#TANTANGAN10HARI#KOMUNIKASI PRODUKTIF#KULIAHBUNDASAYIIP









Tantangan Hari Kedua-Komunikasi Produktif

Hari Kedua,
Memang bisa dibilang konsisten itu merupakan tantangan tersendiri (mau ngomong berat tapi kita harus mengubah kata berat menjadi tantangan biar lebih semangat). Akhirnya bisa memegang laptop disela sela kegiatan memasak tempe goreng. Semoga tempeya tidak gosong. hehe.
Takut kalau tidak segera dituliskan nanti malah lupa dan menumpuk dengan tugas lain dan pada akhirnya malah tidak tersentuh sama sekali.
Bisa dibilang komunikasi saya dengan suami selama ini berjalan lancar walaupun terkadang saya sebagai wanita ingin dimengerti walau tanpa kata. Mana bisa coba, suami kita kan bukan paranormal yang bisa mengetahui isi hati. Saya dari awal nikah juga berpikiran seperti itu kalau kita tidak mengungkapkan pada suami mana bisa dia tahu, yang ada malah kita dongkol sendiri karena suami tidak peka. Dalam hubungan suami-istri kita harus mengesampingkan gengsi, jika salah ya minta maaf begitu sebaliknya. 
Malam ini suami pulang agak telat biasanya pukul 17.00 WIB sudah sampai rumah namun sore ini suami ada rapat Ramadhan sehingga pulang agak telat. Baru sekitar 18.30 WIB sampai di rumah. Malam ini saya kurang enak badan sehingga tidak bisa memasak makan malam, 
Ba'da maghrib kami mulai bercengkrama melepas rindu seharian tak bertemu. Obrolan kita saya buka dengan sebuah kisah pada saat di TPA. 
"Pada saat akan memulai kegiatan belajar tiba-tiba muncullan Ibu Muda yang langsung menarik tangan Yoga (Ogah) sambil diseret keluar. Saya dan anak-anak yang lain kaget bukan kepalang. Untungnya saat itu Bu Edi berdialog dengan Ibu Muda tersebut dan meminta agar Yoga mengaji terlebih dahulu. Ternyata muasal kenapa Ibu tersebut melakukan hal tersebut adalah Yaga mengganggu putrinya sehingga menangis. Dan memang selama ini yang saya amati Yoga ini memang sering mengganggu temannya hingga menangis."
Mulailah diskusi mengenai kejadian tersebut, kami menyimpulkan jika Yoga siapapun anak-anak yang memiliki perilaku kasar tidak terlepas dengan peran orangtua. Jadi ingat kuliah matrikulasi IIP jika anak-anak itu mempunyai fitrah baik, orang tualah yang menjadikan anak-anak jauh dari fitrahnya.Dan biasanya jika sudah membahas seperti ini kami bisa merembes pada pola asuh untuk anak-anak kelak.
Tema obrolan kami bisa dibilang random, jadi suka suka kita yang penting kita bisa bertukar cerita. Setelah membahas anak TPA biasanya suami akan menceritakan kegiatan hari ini di kantor. Rapat panitia Ramadhan berjalan lancar namun ada beberapa masukan dari rekan rekan yang lain. Bahkan ada saran yang membuat suami saya sampai kepikiran terus. Ya, memang apa yang kita lakukan pasti menuai pro dan kontra. Bahkan kita tidak bisa memenuhi keinganan setiap orang.
Obralan kita ditutup setelah adzan isya' berkumandang. Karena tidak memasak dan sedang tidak enak badan suami mengajak makan di luar. Yeaaay...makan mie ramen.

Komunikas yang hangat membuat keluarga kita semakin dekat, semoga obrolan ringan dan hangat ini bisa menjadi budaya di keluarga kami.

#harikedua
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayiip

Tantangan 10 Hari-Kominukasi Produktif (Kuliah Bunda Sayang-1)

http://hariannetral.com/2014/11/definisi-dan-pengertian-komunikasi-apa-itu-komunikasi.html
Komunikasi produktif, tantangan bulan pertama di kelas Bunda Sayang kali ini adalah membuat Family Forum. Hmmm, saya agak sedikit tersenyum dengan tantangan pertama ini. Sedikit bercerita sejak awal pernikahan kami membuat beberapa kesepakatan salah satunya adalah agenda keluarga termasuk makan malam bersama sambil cerita kegiatan hari ini. Untuk kegiatan makan malam di keluarga kami akan rutin diadakan setiap ba’da sholat maghrib sembari bercerita tentang kegiatan yang dilakukan hari ini. Kami berharap kegiatan seperti ini akan menjadi budaya keluarga pada nantinya. Makan malam yang hangat dengan canda tawa.
Ada yang bilang jika menikah dengan sahabat itu menyenangkan dan saya bisa bilang memang iya. Karena kita sudah kenal satu sama lain walaupun tetap masih perlu mengenal lebih dalam. Kami sudah bisa membuat komunikasi yang baik. Apalagi saya yang tipenya suka cerita dan suami yang lebih suka mendengarkan. Klop kan?
Untuk tantangan hari pertama, kami memulai family forum sehabis makan malam bersama. Diskusi kali ini, temanya yang menentukan suami karena berdekatan dengan Rapat Panita kegiatan Ramdahan 1438H dimana suami saya mendapatkan amanah sebagai koordinator panitia. Saya senang sekali dilibatkan memekirkan konsep acara Ramdahan. Jadi saya menjadi seseorang yang sangat penting. Hehehe..
Sebelum dibawa ke forum resmi, malam ini akan kami diskusikan bersama mengenai konsep Ramadhan. Beberapa kali mungkin karena saya terlalu bersemangat sehingga ketika suami belum selesai berbicara saya selalu menimpali. Ups, maaf ya mas. Diskusinya berjalan seru, jadi seperti mengenang kembali saat kita rapat organisasi bersama bedanya sekarang kita sudah menjadi suami-istri. J
Hasil diskusi malam ini, akan disampaikan besok sore ketika rapat menentukan konsep acara Ramadhan. Kata suami setidaknya suami sudah punya konsep dulu ketika akan diajukan ke rapat. Hoooo, jadi terharu saya.
#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayiip


Catatan Kehamilanku-Bulan kelima

USG usia kehamilan 20w4d

Hari ini saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman pertama saya menggunakan fasilitas BPJS untuk memeriksakan kandungan. Ceritanya kemarin kami (saya dan suami) iseng memeriksakan kandungan dengan fasilitas BPJS dari kantor suami (PT Dirgantara Indonesia) sebenarnya sudah lama dapat kartu BPJSnya tapi baru akan digunakan kali ini. Saya pernah bertukar cerita dengan salah satu istri yang suaminya juga bekerja di PT DI. Biasanya mbaknya menggunakan kartu BPJS untuk memeriksakan kandungan di RS DUSTIRA Cimahi.
Nah, biasanya saya dan suami rutin memeriksakan kandungan ke Bidan Hendro yang notabene dekat dengan rumah. Tapi memang dari awal kami sepakat setiap trimester USG sekali, karena ini sudah memasuki minggu ke20 (trimester 2) maka jadwalnya USG.
Seperti biasa suami menggunakan izin atasan untuk menemani saya USG. Pertama kami meminta rujukan FAKES 1, klinik PT DI karena memang di sana tidak ada dokteR Obgyn. Dari klinik PT DI kami mendapat surat rujukan yang kemudian diberikan stampel KONTRAKTOR. Sebenarnya kami agak sedikit bingung dengan cap tersebut. Kami mantap memilih RS Dustira sebagai tujuan rujukan ketika ditanya. Sebagai informasi RS Dustira ini terletak di daerah Cimahi, Rumah Sakit ini dekat dengan markas TNI. Oke, setelah itu kami langsung menuju ke RS yang dituju. Sesampainya disana betapa terkejutnya saya dan suami karena puanjangnya antrian. Kami seperti orang yang kebingungan karena benar-benar tidak tahu apa yang harus kami lakukan, akhirnya suami mengambil nomor antrian. Kalian tahu kami dapat antrian nomor berapa? Ya sudah 600an padahal saat itu yang dipanggil baru 400an.  Dengan perasaan sedikit dongkol, sampai saya sedikit ditegur oleh suami. Iya sih, memang saya juga salah karena posisinya kami memang sama sama tidak tahu. Mana sebelah saya nenek yang dari tadi ngajak cerita terus. Nek, maaf ya saya sedang tidak enak hati (dalam hati saya).
Saya sadar ini pasti ada kekeliruan tidak seharusnya kami mengantri di jalur BPJS ini, saya ingat cerita teman jika dari PT DI dapat loket khusus sehingga berbeda dengan jalur biasa. Oke, kemudian saya chat mbak Gati menanyakan tentang jalur khusus tersebut. Alhamdulillah setelah bersabar cukup lama Mbak Gati sms jika loket khusus tersebut loket no 14. Akhirnya kami cus langsung menuju loket 14. Ternyata memang berbeda loket dengan BPJS biasa jika BPJS PT DI sama seperti pasien umum. Alhamdulillah ya ALLAH kesabaran selalu berakhir bahagia. Kemudian daftar pasien baru dengan membayar uang Rp 10.000 untuk administrasi dan langsung menuju klinik Kebidanan (Obsgyn).
Kalian pasti tahu kalau ke Obsgyn selalu antri lama padahal waktu di dalam diperiksanya hanya sebentar saja. Mungkin saya yang kurang aktif bertanya atau gimana ya. Dua kali saya ke Obsgyn dan dua-duanya jika diperiksa cuma sebentar. Alhamdulillah hasil pemeriksaan USG dedek bayi sehat dan normal bahkan sudah bergerak-gerak. Suami malah agak kaget waktu lihat USG bayinya bergerak. Tapi di RS Dustira saya puas sekali walaupun saya menggunkan BPJS ternyata waktu diresepin obat sama dokternya dikasih obat yang bagus (Folamil Genio dan Cal 95). Padahal ya kalau saya searching harga kedua obat itu bisa mencapai 300an dan itu saya dapatkan gratis dengan BPJS.
Jadi jika suami kalian dari PT DI, dan ingin memeriksakan kandungan ke RS Dustira. Beginilah urutannya. Pertama mintalah rujukan dari klinik PT DI ke rumah sakit yang dituju. Kedua, kalian akan dapat surat rujukan yang mana akan distampel KOTRAKTOR. Ketiga, sesampainya di RS DUSTIRA kalian langsung saja menuju ke loket 14 (loket khusus kontraktor, pasien umum). Keempat, daftar pasien baru dengan mengisi fomulir dan membayar uang administrasi Rp 10.000,-. Kelima, kalian akan mendapat kartu dan menuju ke poli kandungan (Obsgyn). Selesai.
Nb. Jika kandungan normal (tidak ada masalah dan riwayat keguguran) bisa meminta rujukan ke RS DUSTIRA. Namun, jika kehamilan tidak normal bisa ke RS Hasan Sadikin ataupun RS Hermina.

Semoga bermanfaat bagi ibu-ibu yang suaminya juga bekerja di PT DI. J




MentariPagi. Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Cari Blog Ini

Blogger templates

Photobucket

Advertisement

Pages - Menu