Sebelumnya saya sudah banyak bercerita bagaimana
saya bisa bergabung dengan grup yang super ini, grup Ibu Profesional. Dalam salah satu agenda perkuliahannya adalah
akan ada Nice Homework setiap
minggunya. Masih berkaitan dengan materi yang pertama tentang Adab Menuntut
Ilmu.
Cukup lama merenungkan jawaban apa yang kiranya
sesuai dengan passion saya dalam menjawab beberapa pertanyaan dalam Nice Homework.
Sedikit
cerita, jauh sebelum menikah saya selalu mengidamkan menjadi Ibu Rumah Tangga
yang senantiasa stay at home,
memasak, mendidik anak-anak. Bahkan saya tidak akan rela jika suatu hari nanti
keluarga saya lebih senang makan di luar daripada memakan makanan yang saya
buat. Sehingga sejak kuliah saya selalu mencoba mengupgrade kemapuan saya dalam
mengurus rumah tangga mulai dari jahit menjahit baju, merajut hingga urusan
bersih bersih dan memasak.
Setelah
menikah pun saya masih dengan pendirian yang sama, stay at home dan bermanfaat dari rumah. Walaupun tekanan dari pihak
keluarga juga luar biasa, yang menyuruh saya untuk tetap mencari pekerjaan.
Namun keputusan saya sudah bulat. Saya akan memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah
Tangga yang profesional. Menurut saya semua pekerjaan akan dituntut untuk profesional, lalu kenapa Ibu Rumah Tangga tidak bisa profesional? Menurut saya
menjadi Ibu Rumah Tangga justru harus seutuhnya tidak bisa setengah-setengah.
Menjadi Ibu yang mengurusi semua pekerjaan rumah, mendidik anak hingga
menyiapkan segala macam kebutuhan suami butuh keutuhan dalam bekerja. Dan saya
sudah memutuskan untuk berusaha menjadi Ibu Rumah Tangga yang profesional.
Jika
ditanya apa alasan terkuat saya untuk menekuni bidang kerumah tanggaan. Sesuai dengan kewajiban saya sebagai seorang
Istri dan Seorang Ibu nantinya. Saya
sadar dan yakin bahwa tugas saya sebagai istri adalah melayani suami dan tugas
saya sebagai seorang ibu yang akan diamanahi anak olaeh Allah adalah mengandung, melahirkan, meyusui dan
mendidiknya hingga dewasa. Saya ingin menjalankan tugas saya secara utuh dan
profesional. Mulai dari urusan gizi keluarga, kesehatan, hingga pola pendidikan
anak harus saya pikirkan matang. Dan saya termasuk orang yang tidak bisa
berpikir bercabang jadi memang harus fokus dalam satu bidang.
Strategi
saya dalam mempelajari ilmu ini adalah senantiasa belajar setiap saat dan setiap
waktu. Belajarlah dari buaian hingga liang lahat. Kita dituntut untuk
senantiasa belajar, sayangnya ilmu untuk menjadi Ibu Profesioanal tidak kita
dapatkan di bangku kuliah. Justru kita balajar dari banyak sumber baik dari
buku, orang yang sudah berpengalaman di bidang parenting. Salah satu usaha saya
adalah mengikuti Matrikulasi Institut Ibu Profesional ini, saya sadar jika
untuk menjadi Ibu yang baik butuh ilmu sebelum beramal. Apalagi jika melihat
tantangan membesarkan anak di era masa depan perlu ilmu untuk menjadikan
anak-anak kita senantiasa bermanfaat bagi umat manusia dan tetap dalam jalur
yang benar.
Setelah
mendapat materi yang MJJ (mak jleb jleb)
mengenai adab menuntut ilmu. Yang mungkin selama ini saya sering
mengabaikannya. Seperti diingatkan kembali mengenai pentingnya Adab menuntut
Ilmu sebelum menuntut ilmu itu sendiri. Kadang saya berpikir apa jangan-jangan
ilmu yang dipelajari kenapa tidak masuk-masuk padahal perasaan sudah belajar
juga, mungkin bisa jadi selama ini saya sering mengabaikan abad menuntut ilmu
ini. Seperti kata Tim Matrikulasi IIP adab tersebut tidak bisa diajarkan namun
dapat ditularkan sehingga nantinya kitalah yang akan menularkan adab menuntut
ilmu tersebut kepada anak-anak kita. Ibu adalah madarasah pertama untuk
anak-anaknya. InsyaaAllah ke depannya saya akan berusaha mengamalkan adab-adab
menuntut ilmu ini dengan baik sehingga anak anak saya kelak akan menjadi
manusia beradab yang semakin sulit ditemui di era sekarang ini.
Bandung, 21 Oktober 2016
Feni Wijiastuti
0 komentar:
Posting Komentar