Tantangan Hari Keenam-Kuliah Bunda Sayang

Ahad, 29 Januari 2017



       Berkumpul dengan keluarga adalah rejeki yang tak ternilai harganya. Senangnya kali ini pulang ke Solo semua saudara berkumpul. Suami saya hanya dua bersaudara dan kakak suami sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, satu perempuan dan bungsu laki-laki. Pada liburan imlek kali ini kami berkumpul bersama. Saya dapat merasakan aura kebahagiaan yang terpancar dari wajah kedua orangtua kami. 

    Bisa dibilang usia mereka sudah tidak muda laki. Ayah sudah pensiun sebagai guru PNS sedangkan Ibu sekarang usianya hampir 53 tahun dan sebentar lagi juga kan pensiun. Jika di hari-hari bisanya rumah terasa sepi. Hanya ada Ayah dan Ibu namun hari ini rumah terasa hidup karena ada cucu-cucu yang lucu. Semoga sebentar lagi akan bertambah keceriaan setelah lahir cucu yang ketiga. Aamiin.

    Oke, kali ini saya mengamati si kecil Nizam (1,5 tahun). Anak kakak yang paling kecil. Sudah dapat berjalan bahkan kerap berlari-lari kecil. Masih belum lancar berbicara, jadi masih seperti ocehan.

      Subuh, Nizam sudah terbangun dan langsung menunjuk ke arah TV. Ternyata jika di rumah sang ibu sering memutarkan televisi sehabis bangun. Wah, padahal menurut apa yang saya baca disebuah artikel. Bayi usia 0-2tahun memang benar-benar tidak boleh terpapar gadget termasuk televisi karena dapat mengganggu fungsi retina bahkan yang lebih para dapat membuat pertumbuhannya terganggu. 
       Saya mengambil pelajaran bahwa bayi itu dapat belajar, jika sesuatu itu dilakukan terus-menerus dia akan menjadi terbiasa. 

     Nasya, 9 tahun. Suka sekali dengan sinetron india yang ditayangkan salah satu stasiun TV. Padahal dilayar sudah jelas bahwa tayangan tersebut untuk usia 13th +. Beberapa kali saya dan suami melihat bagaimana kakak berbicara pada anak-anaknya bahkan sambil berteriak karena si bungsu beberpa kali ingin memegang colokan kabel. Dan menggunakan banyak sekali kata jangan. Lalu suami pun berbisik kepada saya besok jika sama anak, kita jangan berteriak-teriak ya. Dan meminimalisir kata jangan kalau bisa ganti dengan kalimat positif. Oke, setuju mas. :)

       Saya dan suami juga memutuskan untuk tidak memiliki Televisi di rumah. Karena memang lebih banyak Mudhorotnya daripada maslahat. sehingga kami memutuskan sementara tidak memiliki televisi. Disamping itu saya juga termasuk orang yang sangat senang menonton infotaiment sehingga sangat bahaya jika saya mempunyai televisi di rumah.

      Bagi kami, pendidikan anak dimulai sedini mungkin bahkan bisa jadi sejak dalam kandungan. Sering sekali kami berdiskusi tentang grand desain pendidikan anak.


#hari keenam
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
# kuliahbunsayiip







0 komentar:

Posting Komentar

MentariPagi. Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Cari Blog Ini

Blogger templates

Photobucket

Advertisement

Pages - Menu